MENGENALI DIRI SENDIRI : KI HAJAR DEWANTARA
Menurut Ki Hajar Dewantara kemerdekaan mempunyai 3 sifat
yaitu :
- Berdiri sendiri
- Tidak bergantung pada orang lain
- Dapat mengatur dirinya sendiri
Pada poin 3 ini sangat penting “dapat mengatur dirinya
sendiri” atau “mengelola diri sendiri”, apabila ingin memaknai diri sendiri untuk
mengatur diri sendiri Ki Hajar Dewantara itu mengatakan bahwa “manusia itu
adalah titah tuhan yang terdiri atas raga kasar dan raga halus” raga kasar
adalah badan jasmani dan raga halus adalah rohani, yang terdiri atas bangunan atau konstruksi yang dinamakan konstruksi raga kasar dan raga halus, hal ini juga sering
disinggung oleh Para ulama-ulama di kitab kuning termasuk imam ghazali
menyinggung bahwa ada jazad, jizim,badan, dan ruh sehingga sebelum mengenali
orang lain maka kenalilah diri sendiri. Jika seseorang bisa mengenali dirinya
maka dia telah mengenali tuhan didalam hal ini penting untuk dijadikan catatan sebagai
tarbiyah karena tarbiyah itu kesadaran pendidikan dan kesadaran tarbiyah itu
ada pada diri sendiri atau pengenalan diri sendiri, apabila mengenali diri
sendiri maka akan mengenali tuhan.
Mengenali diri sendiri untuk mengawali kesadaran pendidikan, tidak mudah untuk melihat atau mengenali diri sendiri karena mengenali diri sendiri itu susah dari pada menilai orang lain, maksudnya itu misal kita menunjuk orang lain ya dia tanpa kita sadari bahwa ketiga jari kita menunjuk pada diri kita.
Mengenali diri sendiri untuk mengawali kesadaran pendidikan, tidak mudah untuk melihat atau mengenali diri sendiri karena mengenali diri sendiri itu susah dari pada menilai orang lain, maksudnya itu misal kita menunjuk orang lain ya dia tanpa kita sadari bahwa ketiga jari kita menunjuk pada diri kita.
Diri sendiri itu merupakan terdiri dari dzat, sifat, asma,
dan af’al. dzat tuhan, sifat itu merupakan
karakter, asma merupakan realita yang terjadi, dan af’al merupakan suatu
tindakan. Misalnya sifatnya sabar, asmanya penyabar dan maka af’alnya bersabar.
Dari ketiganya itu sering terjadinya seseorang melihat orang lain tidak dari
sifat dulu tetapi dari af’al kemudian asma dan akhirnya sifat. Pertama kali
yang dilihat af’al yaitu tindakan, dari tindakan seseorang akan menyebut asma
dan barulah ke sifatnya. Sehingga mudah sekali mengenali orang tetapi sangat
sulit unstuck meniali diri sendiri.
“AKU DISIFATI AKU YANG SEJATINYA AKU”
AKU adalah satu dari
manusia. Semua kodrat dan hakekat manusia ada pada aku, dan semua perbuatan
yang aku lakukan dan yang tidak aku lakukan, atas kemauanku sendiri ataupun
kulakukan terpaksa, dan peranku didalam kehidupan itulah aku.
SEJATINYA AKU, semua kodrat dan hakekat manusia yang ada
pada aku, dan semua perbuatan yang aku lakukan dan yang tidak aku lakukan
sesuai kemauanku, dan semua keinginnan-kengininan, semua pemikiran-pemikiran
dan semua kepercayaan dan keyakinan yang aku miliki, itulah sejatinya aku.
Aku didalam identitas dan personalitas itu berbeda Aku dalam
personalitas itu nama yang melekat pada diri dan ada krahnya serta data diri
seperti KTP, banyak orang yang menganggap bahwa sebuah panggilan nama itu
identitas padahal itu termasuk personalitas mengenai rumahmu dimana?, bapak
ibumu siapa?, tempat tinggalmu dimana? itu personalitas. Sedangkan Identitas adalah
KAU MENJADI APA? Jadi polisi, jadi manusia, jadi pengemis itu adalah identitas,
identitas itu apa yang kau inginkan jadi jangan pernah kamu terjebak pada
identitas.
Manusia adalah titah tuhan yang terdiri dari raga kasar dan
raga halus, raga kasar itu badan kita dan dibalik badan kita itu adalah raga
halus yang membentuk akal,membentuk capture. Pada usia anak-anak lebih besar
menggunakan otak tengah, otak tengah akan mengecil apabila sudah menerima
banyak informasi dan otak kanan dan otak
kiri akan mengembang.
Komentar
Posting Komentar